Optimalkan Perhutanan Sosial dengan Budidaya Kakao

DUDUK BERSAMA: Bupati Berau terpilih periode 2025-2030 Sri Juniarsih Mas (tengah) di acara bincang Thought Leaders Forum yang diselenggarakan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Jakarta Kamis (13/3/2025). (DOK: PROKOPIM PEMKAB BERAU)

benuakaltim.co.id, BERAU – Kabupaten Berau merupakan wilayah dengan luasan 2,2 juta hektare dan 75 persen daratannya masih berupa hutan alam. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah daerah terus mengajak masyarakat Berau untuk menekan laju deforestasi hutan alam.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui perhutanan sosial, yang memungkinkan masyarakat mengelola hutan dengan cara-cara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Bupati Sri Juniarsih Mas dalam acara bincang Thought Leaders Forum yang diselenggarakan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Jakarta pada Kamis, 13 Maret 2025, kemarin malam menyebutkan, di masa lalu model pembangunan yang dijalankan lebih bertumpu pada perubahan tutupan hutan alam untuk penggunaan lainnya yang lebih ekonomis. Seperti perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri dan sebagainya.

Baca Juga :  ‎Dinkes Kaltim Minta Pengkajian Ulang Pendirian TPA di Sekitar RSUD Tanjung Redeb

“Tapi saat ini kami menjadi percontohan dalam pengelolaan perhutanan sosial di Kalimantan Timur,” ucapnya.

Bupati terpilih periode 2025-2030 itu menegaskan sudah menyusun dokumen pembangunan kawasan terintegrasi guna mengoptimalkan lahan seluas 98 ribu hektare perhutanan sosial. Sri Juniarsih Mas menjelaskan pembangunan kawasan terintegrasi merupakan konsep pembangunan dengan memastikan kekayaan alam di kawasan hutan tersebut tidak hanya dijaga.

“Kami juga berupaya memberikan manfaat berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” ucapnya.

Menurut Sri, salah satu pemanfaatan lahan di wilayah kampung yaitu dengan budidaya komoditas kakao.

Baca Juga :  Polisi Masih Dalami Alat Isap Sabu dari Kecelakaan Truk di Jembatan Kelay

“Dengan pendampingan yang baik, yang salah satunya dilakukan bersama YKAN, kakao dari perkebunan rakyat ini bahkan bisa menembus pasar nasional,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, Lita Handini menambahkan, beberapa strategi yang dijalankan Pemkab dalam mendorong pengembangan kakao yaitu mulai dari menggandeng multi pihak.

“Mulai dari kegiatan pemetaan dan pengembangan kawasan kakao, peningkatan produksi sampai dengan peningkatan kualitas biji kakao,” tuturnya.

Ia juga menjelaskan sudah memberikan fasilitas permodalan dan pemasaran melalui sistem kemitraan, hilirisasi produk kakao kepada petani.

“Kami akan terus promosi dan yang terpenting yaitu memberikan pendampingan yang lebih intensif terhadap petani,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pemkab Berau Resmi Luncurkan K2RPPA

Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto dalam kesempatan yang sama menyebutkan, Kampung Merasa di Kabupaten Berau merupakan contoh konkret bagaimana pelestarian alam bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya melalui perhutanan sosial, pihaknya dapat mendampingi desa-desa dalam memetakan potensi yang mereka miliki.

“YKAN secara konsisten terus bermitra dengan pemerintah pusat maupun daerah dalam mendukung pembangunan hijau yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pelestarian alam. Selanjutnya, mereka kami dampingi dalam mengembangkan sumber mata pencaharian yang ramah dengan alam sehingga kesejahteraan terpenuhi dan alam tetap lestari,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Endah Agustina

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *