Volume Sampah Meningkat 15 Persen Pasca Ramadan dan Idulfitri, Didominasi Jenis Organik

MENUMPUK: Kondisi tumpukan sampah di TPA Bujangga yang berada pada Jalan Sultan Agung. (FOTO:GEORGIE/BENUAKALTIM.CO.ID)

benuakaltim.co.id, BERAU – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Kalimantan Timur mencatat peningkatan volume sampah 15 persen selama bulan Ramadan 1446 Hijriah. Sampah yang terkumpul didominasi jenis organik, terutama sisa makanan yang jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan bau tidak sedap.

Kepala DLHK Berau, Mustakim Suharjana mengungkapkan, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri, lantaran sampah tersebut dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bujangga. Sebab, lokasi TPA baru yang berada di Kampung Pegat Bukur masih belum siap digunakan.

“Sementara ini, kita masih mengoptimalkan pengelolaan di TPA yang ada. Namun, risikonya adalah peningkatan sampah organik yang cepat membusuk. Jika tidak dikelola dalam tiga hari, baunya bisa menyebar ke mana-mana,” ujarnya, Kamis (3/4/2025).

Baca Juga :  Koperasi Merah Putih Diharapkan jadi Era Baru Perekonomian Rakyat

Untuk mengatasi bau dari tumpukan sampah tersebut, pihaknya masih menerapkan sistem kontrol landfill dengan metode timbunan tanah.

“Kita timbun sampah sekitar 60 cm. Kami melapisi tumpukan sampah lagi dengan tanah setebal 20 hingga 25 cm agar baunya berkurang,” ungkapnya.

“Jika tidak ada langkah konkret, baik dari pemerintah maupun sektor swasta, persoalan ini bisa semakin membebani sistem pengelolaan sampah di daerah,”  sambungnya.

Namun, upaya pengelolaan ini masih terkendala keterbatasan anggaran. Mustakim menyebutkan alokasi dana yang tersedia saat ini tidak mencukupi hingga akhir tahun.

Baca Juga :  Kapal Penumpang di Teluk Sulaiman Masih Terkendala Perizinan dan Studi Kelayakan

“Total anggaran untuk pengelolaan sampah di seluruh Kabupaten Berau, termasuk TPA Tanjung Batu, Maratua, Tanjung Redeb, dan Talisayan, sekitar Rp 900 juta. Padahal, untuk sekali penimbunan saja bisa menghabiskan Rp 200 juta,” ucapnya.

Pihaknya masih mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tetapi dana yang tersedia diperkirakan hanya cukup hingga Agustus. Oleh dirinya berharap ada dukungan dari sektor swasta melalui mekanisme kerja sama.

“Kami sudah memiliki Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak ketiga. Mudah-mudahan setelah Lebaran, ada dukungan dari mereka untuk membantu biaya penimbunan sampah,” katanya.

Baca Juga :  Tak Terima Disalip, Empat Pemuda Lakukan Pengeroyokan

Di sisi lain, dirinya juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai pilah memilah sampah sejak dari rumah tangga. Menurutnya lagi, untuk sampah plastik yang masuk ke TPA tidak menjadi masalah karena tidak menimbulkan bau.

“Tapi sampah organik, jika tidak diolah sejak dari rumah, akan menjadi sumber polusi. Ke depan, kita ingin membiasakan masyarakat memilah sampah dari hulunya agar pengelolaan lebih efektif,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Endah Agustina

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *