benuakaltim.co.id, BERAU – Luasan lahan sawit di Kabupaten Berau tidak diikuti dengan ketersediaan pabrik. Sehingga menyebabkan sebagian besar petani Kabupaten Berau menjual tandan buah segar ke Kutai Timur (Kutim).
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini menjelaskan, dari data yang ada jumlah pabrik kelapa sawit di Berau hanya sejumlah 14 unit.
“Hal ini tentu berbeda dengan Kutim yang jumlahnya sudah mencapai sekira 40 unit,” ungkapnya, Selasa (22/4/2025).
Padahal idealnya, untuk setiap 6.000 Ha lahan sawit, dibutuhkan satu pabrik agar distribusi TBS bisa optimal.
“Luas kebun sawit Berau, itu sekarang mencapai 150.000 Ha,” ucapnya.
“Artinya jumlah pabrik saat ini masih jauh dari cukup. Sehingga banyak petani yang akhirnya menjual ke Kutim karena di sana jumlah pabriknya jauh lebih banyak. Persaingan harga juga lebih tinggi, sehingga mereka bisa mendapatkan harga yang lebih bagus,” sambungnya.
Disampaikannya, kelebihan yang dimiliki Kutim itu tentu sangat mempengaruhi para petani secara khusus di Kecamatan Biatan dan Kelay yang menjual hasil panennya ke sana.
Hal ini jelas menjadi catatan bagi pabrik di Berau untuk berbenah dan memberikan harga yang lebih layak.
“Memang tidak bisa disamaratakan, ada pabrik yang membeli lebih tinggi, ada yang lebih rendah. Tapi kami terus mendorong agar semua bisa memberikan harga terbaik untuk petani,” bebernya.
“Salah satu kendalanya memang jumlah pabrik yang terbatas, terutama di wilayah pesisir seperti di Kecamatan Biatan dan Talisayan,” tambahnya.
Pada wilayah Kecamatan Segah dan Kelay misalnya, lanjut Lita, jumlah pabrik sawit relatif lebih banyak sehingga terjadi persaingan harga antar pabrik.
Hal ini itu pun menurutnya berdampak langsung pada harga yang diterima petani.
“Kalau di Segah sudah rebutan beli sawit rakyat. Jadi, harga otomatis bagus. Beda dengan Biatan, yang baru punya satu pabrik. Tapi sekarang sedang dibangun satu lagi. Mudah-mudahan segera rampung,” terangnya.
Ditambahkan Lita, kedepan Disbun akan terus mendukung penuh berbagai pihak yang ingin berinvestasi membangun pabrik sawit di Berau.
“Berikutnya, memberikan harga yang layak. Kita sambut dengan tangan terbuka. Yang penting ikuti aturan yang ada, supaya investasi aman dan berkelanjutan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Endah Agustina