Petani di Hulu Berau Gagal Panen Akibat Banjir

Kepala Kampung Long Lanuk, Samuel. (ISTIMEWA)

benuakaltim.co.id, BERAU – Musibah banjir yang melanda sejumlah kampung di wilayah hulu Kabupaten Berau, seperti Kampung Tumbit Dayak, Tumbit Melayu, hingga Long Lanuk, menyisakan duka mendalam bagi warga, khususnya para petani.

Akibat bencana ini, sebagian besar petani mengalami gagal panen. Untuk komoditas kakao misalnya, sekitar 90 persen petani dilaporkan gagal panen akibat tanaman rusak diterjang banjir. Tidak hanya kakao, hasil padi yang sudah mulai dipanen pun ikut terendam, bahkan yang telah disimpan di gudang tak luput dari genangan air.

Kepala Kampung Long Lanuk, Samuel, saat diwawancarai menyampaikan, bencana ini menjadi salah satu banjir terparah yang pernah mereka alami. Air naik secara tiba-tiba dan sangat cepat, sehingga warga tidak sempat menyelamatkan hasil pertanian maupun barang-barang penting lainnya.

“Warga di sini (Long Lanuk) benar-benar merasakan pahitnya gagal panen. Hampir semua lahan rusak. Bahkan gudang penyimpanan hasil panen pun ikut terendam. Tahun ini benar-benar musibah besar bagi kami,” ujarnya, Rabu (30/4/2025).

Baca Juga :  Kapal Tabrak Jembatan Bujangga, Tidak Ada Korban Jiwa

Samuel juga menuturkan, pihak kampung sudah melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait guna mendapatkan bantuan. Namun, menurutnya sampai saat ini bantuan yang diharapkan belum juga datang.

“Kami sudah menyampaikan kondisi kami ke OPD, tapi sampai sekarang belum ada bantuan yang turun. Kami harap Pemkab Berau segera hadir memberikan solusi,” ungkapnya.

Menurutnya musibah banjir ini menjadi pengingat pentingnya mitigasi bencana dan penanganan darurat yang lebih cepat dan tepat. Ketahanan pangan di daerah hulu sangat bergantung pada keberlangsungan pertanian rakyat.

Jika petani tak bisa menanam kembali, maka ancaman krisis pangan dan ekonomi lokal tak bisa dihindari. Kini harapan masyarakat tertuju pada pemerintah daerah agar segera memberikan bantuan nyata, bukan hanya janji-janji manis yang tertulis dalam laporan.

Baca Juga :  Belajar dari Banjir di Kelay, BPBD Sebut Harus Ada Mitigasi Alat

“Dengan adanya hal ini saya mewakili masyarakat berharap Pemkab Berau dalam hal ini OPD terkait untuk bisa memberikan perhatian, karena adanya banjir yang terjadi beberapa waktu lalu membuat hasil panen masyarakat tak dapat diselamatkan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini mengungkapkan, telah mengerahkan empat tim ke sejumlah wilayah terdampak banjir sejak pekan lalu. Tim ini bertugas untuk melakukan pendataan kerusakan dan berdialog langsung dengan aparatur kampung serta kelompok tani.

“Kami sudah turunkan empat tim yang saat ini menyisir kampung-kampung terdampak banjir, mulai dari Kampung Merasa, Lesan Dayak, hingga ke daerah-daerah dengan potensi kakao,” bebernya.

Mengenai Kampung Long Lanuk, Lita mengakui dirinya belum mendapatkan laporan lengkap apakah kampung tersebut sudah masuk dalam pendataan atau belum, karena tim bekerja secara bertahap dan masih menyisir kampung satu per satu. Disbun memastikan seluruh hasil pendataan akan dikaji secara mendalam dan menjadi dasar untuk menentukan bentuk bantuan yang diperlukan oleh petani. Mulai dari bibit baru untuk tanaman yang rusak, hingga pupuk bagi lahan yang mulai pulih.

Baca Juga :  Jalan Raja Alam II Butuh Penanganan Khusus

“Kalau memang tanaman rusak, kita bantu bibit. Tapi melihat kondisi banjir yang parah seperti ini, biasanya petani juga akan butuh pupuk, jadi semua opsi sudah kami siapkan,” tambahnya.

Jika hasil verifikasi menunjukkan kebutuhan mendesak, Disbun akan mengusulkan bantuan melalui Anggaran Biaya Tambahan (ABT) tahun ini.

“Namun jika tidak memungkinkan, maka akan dimasukkan ke dalam anggaran tahun berikutnya,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Endah Agustina

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *