“Kami komitmen berantas premanisme,” ujar Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Priantoro saat menyampaikan hasil Operasi Pekat Mahakam II 2025 hingga saat ini di Balikpapan, Kaltim, Selasa.
Puluhan kasus yang berhasil diungkap terdiri dari pemerasan sebanyak lima perkara, pungutan liar dua kasus, ancaman atau intimidasi enam perkara, perbuatan tidak menyenangkan tiga kasus, pengeroyokan satu perkara, penganiayaan empat perkara, dan pencurian enam kasus.
Seluruh kasus tersebut, lanjut kapolda, ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kaltim bersama satuan Reskrim di seluruh jajaran Polres di wilayah Kalimantan Timur.
Jumlah tersangka yang ditangkap sebanyak 41 orang dan masih bisa bertambah mengingat operasi masih berjalan hingga 21 Mei 2025, dan lima perkara ditangani Ditreskrimum Polda, sisanya ditangani oleh jajaran kepolisian resor (Polres).
Tercatat dari sebaran wilayah, kasus terbanyak ditemukan di Polresta Samarinda dan Polres Kutai Kartanegara, masing-masing empat perkara, kemudian Polresta Balikpapan dengan tiga perkara.
“Polres Polres Berau dan Polres Mahakam Ulu dilaporkan belum menangani kasus serupa hingga pertengahan Mei,” kata Endar.
Jika dibandingkan dengan daerah lain, menurutnya, angka premanisme di Kaltim relatif kecil, tapi kepolisian tetap siaga dan mendorong masyarakat untuk melaporkan apabila menemukan aksi premanisme.
Masyarakat bisa langsung melaporkan ke hotline 110, layanan tersebut tidak membutuhkan pulsa dan akan langsung tersambung ke Polres terdekat
Kepolisian terus komitmen melanjutkan tindakan hukum terhadap pelaku premanisme secara berkelanjutan demi menjamin iklim investasi yang aman dan kondusif, kendati Operasi Pekat Mahakam rampung.
Masyarakat diminta aktif melapor jika menemukan tindakan yang mengarah pada premanisme, karena menjadi bagian dari strategi menjaga stabilitas daerah, khususnya menjelang percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), demikian Endar Priantoro.
Sumber : Antara