benuakaltim.co.id, BERAU – Wacana pembangunan pabrik kakao di Kabupaten Berau yang didahului oleh adanya pertemuan antara pemerintah daerah dengan investor dari Jepang belum menemui kejelasan hingga saat ini.
Hal itu kian buyar dan belum ditindaklanjuti akibat munculnya bencana banjir yang menerjang hampir 50 persen wilayah potensial penghasil kakao di Bumi Batiwakkal beberapa waktu lalu.
“Jadi kita mau menata itu saja dulu karena 50 persen lokasi terkena banjir,” ungkap Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini, Senin (26/5/2025).
Disampaikannya, akibat banjir itu wilayah potensial penghasil kakao mengalami gagal panen. Banyak tanaman yang mati. Karena itu upaya pemulihan masih menjadi konsentrasi Disbun Berau.
“Kita jaga supaya petani konsisten saja. Karena gagal panen ini bisa menyebabkan semangat mereka mengendur sehingga pindah ke komoditas lain,” jelasnya.
Untuk memulihkan wilayah-wilayah penghasil salah satu komoditas unggulan Berau itu, lanjut Lita, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan pendataan secara menyeluruh.
“Lalu menggali lagi komitmen petani seperti apa. Kalau masih mengembangkan kakao kita support dengan bantuan pupuk sebagai upaya pemulihan,” terangnya.
“Karena tanaman ini juga alami stres tingkat tinggi. Mudah-mudahan tidak ada banjir susulan lagi,” sambungnya.
Diakuinya, beberapa wilayah potensial penghasil kakao yang terdampak cukup parah dan sudah didata meliputi kampung-kampung yang ada di Bantaran Sungai Kelay seperti Merasa, Long Lanuk, Inaran, Bena Baru, Rantau Panjang, Tumbit Melayu, dan Tumbit Dayak.
“Jadi nanti kita lihat lagi. Karena investor kalau lihat sering terjadinya bencana-bencana begitu mereka juga khawatir juga dengan investasinya,” bebernya.
“Nah, kita harus meyakinkan mereka bahwa ada solusi lain. Kita mungkin mencari alternatif lahan-lahan yang clear dari banjir. Dan itu yang mungkin kami pikirkan,” tambahnya.
Sebelumnya, Lita menegaskan rencana pembangunan pabrik kakao di Berau sudah mulai menemui titik terang. Pasalnya, pihaknya sudah mulai memikirkan jadwal pertemuan dengan investor Jepang yang hendak berinvestasi dalam pembangunan ini.
“Waktunya belum tahu kapannya. Tapi ada kabar baik. Semoga bisa terealisasi. Kita masih menunggu. Karena mereka juga masih membuat penjajakan dan menggali informasi peluang investasi,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini Pemkab Berau tengah berjuang untuk menyediakan lahan perkebunan kakao. Berikutnya, mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan perizinan sesuai regulasi yang berlaku.
“Pemkab siap menyediakan lahan yang clear and clear (CnC) dan kemudahan perizinan. Itu fasilitasi investasi yang diberikan,” paparnya.
Tak hanya itu, saat ini Disbun bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Berau bekerja sama dalam mendatangkan investor dari Jepang tersebut.
“Jadi sudah ada wacananya dari Jepang, sudah mau datang,” tandasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Ramli