PUPR Berau Identifikasi Kerusakan Infrastruktur Pasca Banjir

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Berau, Fendra Firnawan (FOTO: GEORGIE/BENUAKALTIM.CO.ID)

benuakaltim.co.id, BERAU – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Berau, Fendra Firnawan, menyatakan pihaknya tengah melakukan identifikasi terhadap kerusakan infrastruktur pasca banjir yang melanda sejumlah wilayah di Berau.

Salah satu fokus awal adalah jembatan dan akses jalan antar kampung yang terdampak banjir. “Jembatan sementara masih kami identifikasi. Tentunya setelah air surut, kami baru bisa melihat secara detail kerusakan yang terjadi,” ungkapnya Jumat (30/5/2025).

Bacaan Lainnya

“Jika memang dianggap prioritas, maka akan kami usulkan anggarannya, bisa melalui perubahan anggaran tahun ini,” sambungnya.

Baca Juga :  Banjir di Kampung Long Laai dan Long Ayap Hanyutkan Rumah Warga

Ia menambahkan, anggaran infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan drainase memang telah dialokasikan melalui APBD, namun tidak ada dana khusus untuk penanganan darurat.

Hal tersebut membuat PUPR tidak bisa serta-merta melakukan tindakan di luar rencana yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

“Semua sudah dianggarkan sesuai DPA. Kalau sifatnya darurat, kita tidak bisa langsung ambil tindakan karena harus sesuai prosedur,” ucapnya.

Untuk tahun 2025, Fendra menyebut bahwa sebelumnya fokus anggaran lebih diarahkan ke pembangunan jalan dan jembatan di luar wilayah terdampak bencana.

Namun, dengan adanya banjir, kini perhatian juga diarahkan pada jalur antar kampung dan antar kecamatan yang terdampak.

Baca Juga :  Si Jago Merah Mengamuk di Blok 5 Jalan Andika Tanjung Redeb

“Kami tetap memantau jalur-jalur alternatif yang digunakan masyarakat, meski beberapa di antaranya merupakan hasil kolaborasi dengan perusahaan swasta,” ujarnya.

Terkait kunjungan Bupati dan Wakil Bupati ke wilayah Kelay, Fendra mengaku belum mengetahui detailnya. Meski begitu, pihaknya memastikan akan mulai bekerja setelah mendapatkan data kerusakan pasca banjir.

“Pasca banjir, kami baru bisa lihat kerusakan dan merinci kebutuhan perbaikannya. Anggarannya jelas dari APBD atau jika memungkinkan melalui dana tambahan dari pemerintah daerah,” bebernya.

Salah satu titik yang menjadi perhatian adalah jembatan penghubung antar kampung di Kecamatan Segah yang sudah puluhan tahun belum mendapat peremajaan.

Baca Juga :  Efek Banjir Tinggi, Warga Terisolasi

Fendra menyebut jembatan tersebut sudah masuk dalam rencana anggaran DPUPR. “Sementara ini kami fokus ke jembatan Deli. Beberapa jembatan seperti di daerah Selain dan Panaan juga sudah dicek. Ada jembatan yang amblas dan hanya bisa menahan beban 30 ton. Itu perlu diangkat dan ditata ulang,” tuturnya.

Untuk pasokan material jembatan, menurut Fendra, sebagian besar masih didatangkan dari Pulau Jawa, seperti Jakarta dan Surabaya.

Ia juga menyebut bahwa wilayah pesisir belum masuk prioritas pembangunan jembatan dalam waktu dekat.

“Kami berharap sisa anggaran masih bisa digunakan untuk jembatan-jembatan yang memang sangat dibutuhkan masyarakat,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Yogi Wibawa

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *