Dinkes Kaltim Catat Kasus DBD Mencapai 2.210 Kasus

Kepala Dinkes Kaltim Jaya Muslimin. ANTARA/Ahmad Rifandi.
Samarinda – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) menyebutkan berdasarkan data terkini tahun 2025,  jumlah kasus deman berdarah dengue (DBD) di wilayah itu mencapai 2.210 kasus.

Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Minggu, menyatakan bahwa data tersebut menjadi acuan penting bagi pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah preventif dan penanganan kasus DBD yang lebih efektif.

“Kami terus memantau perkembangan kasus DBD di seluruh wilayah Kalimantan Timur,” ujarnya.

Secara kumulatif, Balikpapan mencatat kasus tertinggi dengan 602 kasus, diikuti Penajam Paser Utara dengan 409 kasus, dan Kutai Kartanegara 407 kasus.

Baca Juga :  Kemenag Kaltim Bantu Mempelai Penghasilan Rendah Melalui Nikah Massal

Sementara itu, Kutai Timur melaporkan 252 kasus. Daerah lain seperti Samarinda (199 kasus), Bontang (130 kasus), Paser (85 kasus), dan Kutai Barat (71 kasus) juga menunjukkan adanya kasus DBD. Kabupaten Berau mencatat 49 kasus, sedangkan Mahakam Ulu 6 kasus.

Dalam hal kematian, masing-masing satu kasus kematian dilaporkan di Kutai Kartanegara, Berau, Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Kutai Timur.

Baca Juga :  Bahlil: Perusahaan Italia Bersiap Investasi Rp150 Triliun di Kaltim

Jaya menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama di musim hujan. Menurutnya, musim hujan tidak hanya meningkatkan perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD, tetapi juga perlu mewaspadai penyakit lain seperti Leptospirosis.

Lebih lanjut, DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Kasus DBD cenderung meningkat selama musim hujan karena perkembangbiakan nyamuk yang meningkat.

“Pencegahannya meliputi melakukan 3M Plus, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas, serta melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” ungkap Jaya.

Baca Juga :  Gubernur Kaltim Desak Telkom Buka Akses Internet Wilayah Pedalaman

Selain itu, penting juga untuk menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu dan losion anti-nyamuk, mempertimbangkan vaksinasi DBD, dan memasang kawat anti nyamuk.

Dinkes Kaltim terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan DBD. Upaya 3M Plus menjadi kunci utama dalam memutus rantai penularan DBD.

Masyarakat juga disarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala demam mendadak, nyeri otot, atau bintik merah pada kulit.

 

Sumber : Antara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *