“Jika Indonesia bercita-cita menjadi negara maju, maka kemandirian pangan adalah prasyarat mutlak,” ujarnya di Kutai Barat, Minggu.
Perihal itu menggemakan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan Gubernur Rudy saat membuka Pekan Daerah (Peda) XI Petani Nelayan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2025 di Taman Budaya Sendawar, Kutai Barat.
Gubernur Rudy secara tegas meminta seluruh petani dan nelayan Kaltim untuk berperan aktif dalam mengamankan pasokan pangan.
Hal ini krusial mengingat pentingnya menjaga ketersediaan pangan demi stabilitas dan kesejahteraan masyarakat Benua Etam.
Kaltim hingga saat ini masih menghadapi defisit produksi pangan lokal, terutama beras. Data tahun 2024 menunjukkan produksi beras lokal mencapai 145.209 ton, sementara kebutuhan masyarakat mencapai 364.855 ton, menyisakan defisit sebesar 219.646 ton.
Oleh karena itu, peningkatan produksi lokal dan optimalisasi hasil panen, termasuk perikanan tangkap dan budidaya, menjadi prioritas utama.
“Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Kaltim terhadap pasokan pangan dari luar daerah, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tengahtantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas,” ungkap Rudy.
Pemerintah Provinsi Kaltim berkomitmen mendukung para petani dan nelayan melalui berbagai program, termasuk bantuan modal, pelatihan, serta fasilitasi akses pasar.
Dia berharap sinergi antara pemerintah dan pelaku sektor pangan dapat mewujudkan swasembada yang berkelanjutan, mandiri, dan berdaulat pangan.
Sektor pertanian dan perikanan disebutnya sebagai tulang punggung utama dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah.
Sumber : Antara