“Ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam menghadirkan keadilan sosial dan kesejahteraan spiritual bagi masyarakat,” kata Gubernur Rudy di Samarinda saat penyerahan penghargaan tersebut.
Program bertajuk Gratispol ini, menurutnya, merupakan realisasi janji pemerintah provinsi yang menargetkan apresiasi kepada guru agama, marbot masjid, dan penjaga rumah ibadah non-Muslim yang selama ini berdedikasi tulus namun kerap luput dari perhatian publik.
Gubernur Rudy menegaskan bahwa program ini bukan sekadar slogan kampanye, melainkan langkah konkret pemerintah untuk membuktikan kehadirannya bagi rakyat.
Berdasarkan data pihaknya, terdapat 3.187 marbot dan penjaga rumah ibadah di Kalimantan Timur. Rinciannya meliputi 2.597 orang Islam, 389 Kristen, 144 Katolik, 19 Hindu, 22 Buddha, dan 16 Konghucu.
Selain perjalanan religi, pemerintah provinsi juga menyalurkan insentif Jospol berupa buku rekening tabungan bagi sekitar 31.545 guru, mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, hingga guru pondok pesantren, RA, MI, dan MTs.
Rudy Mas’ud menyampaikan bahwa insentif ini adalah bentuk penghargaan atas jasa para guru dalam mencerdaskan anak bangsa dan membentuk generasi emas Kaltim di masa depan.
Pada kesempatan yang sama, Pemprov Kaltim menandatangani nota kesepahaman dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Kerja sama ini berfokus pada pengembangan kapasitas UMKM, koperasi, dan BUMDesa agar berorientasi ekspor.
“Program ini sejalan dengan inisiatif Desa Devisa LPEI yang bertujuan mendorong desa-desa potensial di Kaltim menghasilkan komoditas unggulan ekspor seperti kakao, rumput laut, lada, pisang, dan produk UMKM,” sebut Rudy.
Kolaborasi ini diharapkannya dapat memperkuat ekosistem ekspor berbasis desa dan mendukung pembangunan hijau berkelanjutan di Kalimantan Timur.
Gubernur berharap seluruh program ini dapat menjadi pemantik semangat untuk menjaga kedamaian, membangun kebersamaan, dan menyukseskan cita-cita Kaltim menuju generasi emas.
Sumber : Antara