benuakaltim.co.id, BERAU – Desa Wisata Tanjung Batu yang terletak di Kecamatan Pulau Derawan masuk dalam lima besar Lomba Desa Wisata Kalimantan Timur (Kaltim) Tahun 2025.
Dengan capaian itu, pesona Desa Wisata Tanjung Batu diharapkan makin dikenal luas dan menjadi target kunjungan wisatawan.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Samsiah Nawir mengatakan pencapaian itu merupakan hasil kerja sama semua pihak.
Mulai dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), perangkat desa, hingga masyarakat yang menjaga dan mengembangkan potensi desanya dengan komitmen tinggi.
“Alhamdulillah, memang Tanjung Batu ini jadi juara satu di tingkat kabupaten, dan itu yang kita kirim ke provinsi. Sekarang sudah masuk lima besar provinsi,” ungkapnya, Sabtu (12/7/2025).
Diakuinya, berbeda dengan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang digelar Kementerian Pariwisata, lomba itu merupakan program tahunan Pemprov Kaltim.
Jika sebelumnya dikenal sebagai Lomba Pokdarwis, kini difokuskan pada lomba desa wisata.
“Sekarang bukan hanya Pokdarwis-nya saja yang dinilai, tapi lebih ke kolaborasi seluruh elemen desa. Misalnya, bagaimana kerja sama dengan BUMK, organisasi masyarakat, dan potensi lainnya yang dikelola bersama,” bebernya.
Disampaikannya, lomba itu diikuti oleh desa wisata dari sepuluh kabupaten-kota di Kaltim. Penilaian awal dilakukan secara daring, dengan presentasi dari masing-masing desa.
Dari penilaian itu, ditetapkan lima besar yang berhak masuk tahap visitasi. Tim juri, lanjutnya, akan mengunjungi langsung desa yang masuk lima besar, untuk memverifikasi kesesuaian antara presentasi dan kondisi nyata di lapangan.
Visitasi oleh tim penilai dari provinsi dijadwalkan berlangsung pada 28 Juli mendatang.
“Kita akan dampingi saat visitasi, dan tentu kita juga terus lakukan pembinaan sebelum tim juri datang. Kita optimistis karena Tanjung Batu ini secara amenitas cukup lengkap,” jelasnya.
Ditambahkannya, penilaian pada tahap visitasi akan mencakup berbagai komponen, mulai dari keberadaan homestay, atraksi wisata, keberlanjutan usaha, hingga bagaimana Pokdarwis mempresentasikan program kerja mereka.
Setiap poin akan dinilai langsung oleh juri di lokasi.
“Kategorinya memang tidak bertema, tapi diklasifikasikan berdasarkan kondisi desa, seperti desa tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Tanjung Batu masuk di klasifikasi desa maju,” terangnya.
Menurutnya, Desa Tanjung Batu memiliki potensi wisata yang cukup kuat. Dari sisi alam, desa ini punya kawasan mangrove, pesisir pantai, dan laut yang masih alami.
Tanjung Batu juga merupakan bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan memiliki dermaga wisata Selain itu, desa itu juga dikenal memiliki Batik Sidayang, produk khas Bajau yang kini menjadi unggulan UMKM lokal.
“Selain batik, mereka juga punya kopi sendiri, kaos, dan souvenir khas. Bahkan sekarang Pokdarwisnya sudah punya kas sendiri. Dulu kasnya cuma dari pengelolaan mangrove, tapi sekarang usahanya sudah berkembang,” paparnya.
Tak hanya itu, dari sisi budaya, Tanjung Batu memiliki dua tradisi khas yang masih dilestarikan, yakni Mag’ Lami-Lami dan Mag’ Jamu.
Kedua kegiatan ini digelar setahun sekali oleh masyarakat dan menjadi daya tarik tersendiri dalam paket wisata budaya yang dimiliki pokdarwis.
Tak hanya itu, sarana pendukung pariwisata di Tanjung Batu juga tergolong lengkap. Tanjung Batu kini memiliki masjid, toilet umum, tempat wisata kuliner, landmark desa, hingga Tourism Information Center (TIC).
”Jadi, kita berharap dengan persiapan yang matang dan dukungan penuh dari semua pihak, Tanjung Batu bisa meraih hasil terbaik pada tahap akhir nanti,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Endah Agustina