Malaria di Kaltim Alami Penurunan Signifikan Tiga Tahun Terakhir

Ilustrasi - Petugas menunjukkan obat malaria DHP-FRIMAL. ANTARA/Sakti Karuru.
Samarinda – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) terus melakukan upaya penanggulangan malaria, dan hasilnya dalam tiga tahun terakhir kasus malaria di daerah itu menunjukkan penurunan kasus yang signifikan.

“Data terbaru memperlihatkan tren penurunan yang bagus, mendekatkan Kaltim pada target eliminasi malaria di tahun 2027,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Selasa.

Ia menyatakan bahwa penurunan malaria ini merupakan buah dari berbagai program intervensi yang telah dijalankan secara masif, dan itu indikasi bahwa program-program pencegahan dan penanganan kita berjalan efektif.

Baca Juga :  Kadinsos Kaltim: Sekolah Rakyat di Samarinda Belum Permanen

Berdasarkan laporan SISMAL periode 1 Januari hingga 10 Juli, jumlah kasus malaria di Kaltim menurun drastis.

Pada  2023 tercatat 2.498 kasus, kemudian turun 56 persen menjadi 1.096 kasus di  2024. Proyeksi untuk  2025 menunjukkan penurunan lebih lanjut hingga 51 persen, dengan estimasi 536 kasus.

Jaya menjelaskan bahwa peta endemisitas malaria juga menunjukkan perbaikan yang jelas. Pada  2023, tiga wilayah kabupaten masih berstatus endemis tinggi yaitu Paser, Berau, dan Kutai Timur, serta satu wilayah endemis sedang di Penajam Paser Utara (PPU).

Baca Juga :  Sekolah Rakyat Samarinda Mulai Tampung 125 Siswa Baru SD-SMA

Namun, pada 2024, Penajam Paser Utara diproyeksikan menjadi endemis sedang, sementara Paser, Berau, dan Kutai Timur berubah menjadi endemis rendah.

“Target kita di 2025, semua wilayah kabupaten sudah bergeser menjadi endemis rendah,” katanya.

Dinas Kesehatan Kaltim secara khusus memberikan perhatian kepada pekerja yang sering keluar masuk hutan, terutama di wilayah endemis malaria.

Baca Juga :  Wagub Kaltim Tegaskan Koperasi Merah Putih Siap Beroperasi

Tersedia paket hutan di petugas kesehatan yang meliputi minum obat pencegahan malaria, penggunaan kelambu, dan pemakaian losion anti nyamuk atau repellent. Ini merupakan bagian dari upaya memastikan masyarakat dapat bekerja dengan tenang tanpa takut terjangkit malaria.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati. Kami terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya langkah-langkah pencegahan ini,” kata Jaya Mualimin seraya menambahkan   optimistis Kaltim mencapai eliminasi malaria sesuai target.

Sumber : Antara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *