benuakaltim.co.id, BERAU – Kepala Dinas Perhubungan Berau, Andi Marewangeng, turut mendampingi kunjungan kerja Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud ke wilayah pesisir Kabupaten Berau.
Kunjungan tersebut, salah satunya bertujuan mengecek proyek pemecah gelombang dan pengecoran jalan provinsi di wilayah itu.
Selain mendampingi kunjungan, Dishub Berau juga melaksanakan tiga kegiatan utama di lapangan, yaitu pengecoran fondasi Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) di Kecamatan Tabalar, pengecoran fondasi PJUTS di Kecamatan Tubaan, serta pelaksanaan MC0 di Pelabuhan Tersuleng.
Seluruh proses pengecoran dilakukan dengan sistem pre-cast di lokasi terkontrol, guna memastikan mutu, kualitas, dan kuantitas pekerjaan sesuai standar. Setelah proses pengujian rampung, barulah lampu-lampu dipasang di masing-masing kecamatan.
”Kami targetkan tiap kecamatan mendapat alokasi sekitar 60 unit lampu. Namun, jumlah per desa bisa berbeda-beda, ada yang tiga, empat, hingga lima unit,” ucapnya, Sabtu (19/7/2025).
Andi menegaskan, seluruh PJUTS yang dipasang menggunakan panel surya mandiri dan tidak tergantung jaringan listrik PLN.
”Ini sekaligus menjawab kebutuhan penerangan jalan di kecamatan-kecamatan yang selama ini minim fasilitas,” ujarnya.
Terkait anggaran, Andi menyebutkan setiap kecamatan menerima alokasi berbeda sesuai kebutuhan dan hasil negosiasi, berkisar antara Rp 2,3 miliar hingga Rp 2,4 miliar, bersumber dari APBD Murni 2025.
”Program pemasangan PJU berawal dari usulan musrenbang di tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten, kemudian disaring dan ditindaklanjuti dengan survei lapangan,” ungkapnya.
Kata dia, prioritas pemasangan ditujukan pada titik-titik strategis seperti tikungan, tanjakan, area rawan kecelakaan, fasilitas umum, dan kawasan pemukiman.
Meski demikian, Andi mengakui masih banyak keluhan dari masyarakat terkait lampu PJU yang sering mati, terutama yang masih menggunakan listrik konvensional.
”Dulu ada sekitar 3.000 unit lampu yang terpasang langsung ke tiang listrik tanpa meteran. Ini sering bermasalah karena tidak terawat maksimal,” ungkapnya.
Dishub Berau kini berupaya melakukan perawatan berkala, termasuk berencana mengganti sistem lama dengan PJU ber-AC bermeteran dan menggunakan lampu LED 80 watt yang lebih hemat energi.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dan memudahkan pengawasan. Kendati demikian, keterbatasan jumlah teknisi menjadi kendala tersendiri.
”Bayangkan, hanya lima orang yang menangani lampu dan lima lagi mengurusi lampu lalu lintas di 13 kecamatan. Ditambah lagi faktor cuaca dan medan yang sulit membuat pekerjaan ini tidak bisa selesai instan,” bebernya.
Ia menambahkan, prioritas pemasangan PJU tetap pada wilayah padat penduduk, fasilitas publik, dan area rawan kecelakaan, agar masyarakat dapat merasakan manfaat penerangan jalan secara merata dan terhindar dari tindakan kriminal.
”Kami juga memilih lokasi yang tidak terlalu jauh dari pemukiman supaya lampu tidak mudah dicuri. Sudah sering kami temui kasus baterai panel surya dicuri dan dijual kembali,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Endah Agustina