benuakaltim.co.id, BERAU – JU (34), suami sekaligus ayah, warga Kampung Punan Mahakam, Kecamatan Segah tega bantai keluarganya sendiri dengan senjata tajam, pada Ahad (10/8/2025) pagi kemarin. Diduga motif pelaku membantai keluarganya itu, karena masalah internal keluarga.
Kasi Humas Polres Berau, AKP Ngatijan mengatakan, saat ini pelaku sudah diamankan oleh aparat. “Pelaku sudah diamankan. Sementara sedang dalam penyelidikan. Dugaan sementara cekcok dalam rumah tangga,” ungkapnya Senin (11/8/2025).
Dijelaskannya, kejadian itu diketahui sekira pukul 07.00 WITA. Saat itu, tetangga korban berinisial PU, yang tak lain adalah ayah dari istri tersangka, mendengar suara benturan yang cukup nyaring.
“Setelah dicari tahu, ternyata suara itu berasal dari rumah korban yang berada persis di samping rumahnya,” ucapnya.
Saat masuk ke dalam rumah dan mengecek kamar, kata dia PU kaget melihat cucunya terkapar tak berdaya.
“Sementara, NO, terbaring di depan kamar mandi dengan darah mengucur, akibat luka bacokan di bagian kepala dan perut,” bebernya.
Melihat kejadian itu, PU langsung meminta pertolongan warga sekitar, untuk membawa korban ke puskesmas dan rumah sakit.
Dalam kondisi mencekam itu, salah seorang warga berinisial TB, juga datang dan langsung mengamankan pelaku JU, yang tak lain adalah menantu PU. Tersangka sempat dibawa ke rumah TB, sebelum akhirnya diserahkan ke Mapolsek Segah.
“Setelah pelaku diamankan, warga langsung mengevakuasi korban untuk dibawa ke Puskesmas Tepian Buah dan Rumah Sakit Abdul Rivai,” jelasnya.
Dari informasi yang diberikan, NO mengalami luka dibagian perut dan kepala, sementara anak korban berinisial NJ (5) mengalami luka di tangan, leher dan kepala. Adapun NS (4) mengalami luka bacok di bagian tangan, punggung, bokong dan kepala.
Diterangkannya juga, istri pelaku diduga meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit, NS meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas Tepian Buah, Kecamatan Segah. Sementara NJ (5) meninggal di tempat kejadian.
Kini, rumah yang dulunya menjadi tempat bernaung berubah menjadi saksi bisu pembantaian. Polisi masih menggali motif pasti yang membuat seorang suami dan ayah mengubah suatu pagi biasa, menjadi tragedi paling kelam di Kampung Punan Mahakam. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Yogi Wibawa