Jaga Kualitas Pengolahan hingga Pendistribusian MBG di Kabupaten Berau

MBG: Suasana saat kehadiran Bupati Berau Sri Juniarsih Mas di kegiatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) resmi beroperasi di Kelurahan Karang Ambun.  (FOTO: GEORGIE/BENUAKALTIM)

benuakaltim.co.id, BERAU– Upaya pemerintah pusat menekan angka stunting melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat dukungan penuh dari daerah.

Kabupaten Berau pun menjadi satuan layanan baru Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) resmi beroperasi di Kelurahan Karang Ambun untuk memastikan distribusi makanan sehat berjalan optimal.

Perwakilan mitra SPPG Karang Ambun, Ryan Gozali, menjelaskan seluruh proses pengolahan makanan dilakukan langsung di dapur SPPG. “Dari alur persiapan hingga bahan jadi akan berlangsung di tempat kami,” ungkapnya, Senin (1/9/2025).

Baca Juga :  Harapkan Pembangunan Gedung BLK Mampu Tingkatkan Kualitas SDM Lokal

Ryan menegaskan pihaknya berpegang pada Standar Operasional Prosedur (SOP) SPPG, mulai dari pemilihan bahan baku hingga tahap distribusi. Semua bahan baku berasal dari pemasok lokal dan tenaga kerja yang dilibatkan juga masyarakat sekitar.

“Bahan baku kami mengambil dari lokal, begitu juga dengan tenaga yang bekerja,” ucapnya.

Aspek kebersihan, kualitas gizi, serta pemantauan rutin menjadi perhatian utama agar program ini benar-benar tepat sasaran. “Yang kami harapkan bisa maksimal menjalankan program pemerintah ini sehingga dapat menekan angka stunting yang ada di Kabupaten Berau,” tegasnya.

Baca Juga :  Usai Unjuk Rasa, Massa Aksi dan Polisi Gelar Bersih-bersih

Adapun target program MBG di Berau mencakup anak sekolah mulai TK hingga SLTA sederajat, balita, hingga ibu menyusui. Untuk menjaga kesegaran makanan, jarak distribusi dibatasi maksimal 2 kilometer dengan waktu pengantaran tidak lebih dari 15 menit.

“Demi menjaga kualitas dan kesegaran makanan yang ada, penyaluran yang kami terima tidak lebih dari 2 km,” jelas Ryan.

Baca Juga :  Dukung Koperasi Murah Putih Buka Unit Bisnis LPG Subsidi

Program MBG dilaksanakan lima hari kerja setiap pekan, dengan jumlah porsi menyesuaikan kehadiran siswa di masing-masing sekolah. Distribusi dilakukan melalui PIC (person in charge) yang ditunjuk pihak sekolah.

“Untuk menghindari makanan berlebih, ketika pengantaran akan dilakukan pengecekan kembali demi terciptanya tepat guna dan tepat porsi,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Endah Agustina

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *