Usai Unjuk Rasa, Massa Aksi dan Polisi Gelar Bersih-bersih

ANGKUT SAMPAH: Kapolres Berau AKBP Ridho Tri Putranto angkut sampah usai mengawal aksi unjuk rasa para mahasiswa depan Kantor DPRD Kabupaten Berau. (FOTO: GEORGIE/BENUAKALTIM)

benuakaltim.co.id, BERAU– Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Kantor DPRD Kabupaten Berau pada Senin (1/9/2025) ditutup dengan momen yang berbeda dari biasanya.

Setelah menyampaikan aspirasi, massa aksi tidak langsung membubarkan diri, melainkan bergabung bersama aparat keamanan untuk melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar lokasi demonstrasi.

Kapolres Berau, AKBP Ridho Tri Putranto, bersama personel Polri dan TNI tampak turun langsung memungut sampah yang berserakan. Para mahasiswa pun turut serta, saling bahu-membahu mengumpulkan sampah agar area Kantor DPRD kembali rapi dan bersih.

Baca Juga :  Peringati HUT RI Ke-80 Tahun, PWI Berau Gelar Berbagai Lomba

“Ini adalah wujud kebersamaan. Aspirasi boleh disampaikan, tetapi kebersihan dan ketertiban juga harus dijaga,” ungkapnya Selasa (2/9/2025).

Tidak hanya itu, kata dia, saat aksi masih berlangsung, Polres Berau juga membagikan air minum kepada massa aksi. “Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian agar mahasiswa dan masyarakat yang menyampaikan aspirasi tetap dalam kondisi sehat,” ucapnya.

Baca Juga :  Job Fair 2025, Jumlah Pencari Kerja di Berau Capai 2.000 Orang

Tindakan sederhana itu menurutnya turut menambah suasana sejuk dan menepis potensi ketegangan. “Aksi bersih-bersih dan pembagian air minum ini menjadi simbol bahwa penyampaian aspirasi tidak selalu identik dengan kerusakan atau konflik,” katanya.

Sebaliknya, bagi dia kegiatan ini menunjukkan dengan semangat persatuan, demonstrasi bisa menghadirkan pesan damai sekaligus kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.

“Langkah yang dilakukan aparat bersama mahasiswa ini mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Baca Juga :  Lomba Perahu Ramaikan Abut Barintak Fest 2025 di Kampung Gurimbang

Mereka menilai kegiatan tersebut sebagai cermin demokrasi yang sehat, di mana suara rakyat tersampaikan, keamanan tetap terjaga, dan kepedulian sosial tidak terabaikan.

“Semoga hal positif ini bisa menjadi contoh, bahwa menyampaikan pendapat di muka umum tetap bisa dilakukan dengan cara-cara yang damai, santun, dan memberi manfaat,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Endah Agustina

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *