benuakaltim.co.id, BERAU – Manajer PAMHUT Bina Sosial (Binsos) Hutan Sanggam Berau, Anwar Kalfangare, mengungkapkan kinerja perusahaan tahun ini menunjukkan hasil terbaik sejak berdiri pada 2003.
Melalui kerjasama antara pemerintah daerah dan mitra usaha, pihaknya menargetkan pendapatan perusahaan mencapai Rp7 miliar hingga akhir tahun 2025.
Anwar menjelaskan, hasil positif tersebut dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang baru saja digelar bersama Bupati Berau dan PT Inhutani I sebagai pemegang saham. Ia menyebut, pencapaian itu menjadi rekor tertinggi dalam sejarah operasional Hutan Sanggam.
“Alhamdulillah, berkat sinergi antara pemerintah daerah, pemegang saham, dan seluruh jajaran perusahaan, target pendapatan tahun ini bisa tembus hingga Rp7 miliar. Kami optimis, PAD bisa menyentuh angka Rp1,9 hingga Rp2 miliar,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).
Meski menghadapi tantangan cuaca dan keterbatasan lahan produksi, Anwar memastikan perusahaan tetap menjaga stabilitas keuangan agar tidak mengalami kerugian. Ia menegaskan, strategi perusahaan bukan hanya untuk mengejar keuntungan sesaat, melainkan menjaga keberlanjutan usaha jangka panjang.
“Kita jaga agar perusahaan tidak merugi. Prinsipnya, lebih baik stabil dan sehat secara finansial daripada untung besar tapi kemudian rugi di tahun berikutnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Anwar memaparkan mulai 2025 perusahaan akan melakukan revisi Rencana Kerja Usaha (RKU) dan mengubah izin usaha dari hutan alam menjadi hutan tanaman.
Langkah ini dilakukan untuk memperluas potensi ekonomi hijau dengan mengembangkan tanaman produktif seperti jagung dan hortikultura yang memiliki jaminan pasar dan pasokan dari pemerintah.
“Kami berinovasi mengembangkan jagung dan tanaman hortikultura bersama masyarakat di Batu Rajang. Program ini terbukti produktif dan berpotensi besar meningkatkan kesejahteraan warga sekitar hutan,” imbuhnya.
Menurutnya, perubahan izin dan strategi diversifikasi usaha dilakukan berdasarkan kajian kelayakan (feasibility study) yang melibatkan akademisi serta mendapat arahan langsung dari PT Inhutani I sebagai mitra utama.
Selain itu, kata dia, Hutan Sanggam juga tengah menghadapi keterbatasan lahan produksi akibat alih fungsi kawasan dan izin pinjam pakai untuk pertambangan. Dari total 78 ribu hektare kawasan awal, kini hanya sekitar 35 ribu hektare yang masih efektif untuk produksi.
Lahan tersebut tersebar di empat Kecamatan Segah, Kelay, Teluk Bayur, dan Sambaliung. “Memang ada overlap izin dan alih fungsi lahan yang membuat area produksi berkurang. Tapi kami tetap berkomitmen untuk menjaga produktivitas hutan dan kontribusi terhadap PAD,” tegasnya.
Anwar menambahkan, perusahaan akan terus berinovasi dan melakukan efisiensi agar target pendapatan tahun ini bisa tercapai. Ia berharap dukungan DPRD dan pemerintah daerah tetap mengalir agar kinerja positif ini berlanjut di tahun-tahun mendatang.
“Kami bersyukur karena capaian ini adalah hasil kerja keras bersama. Semoga triwulan terakhir tetap positif dan mampu melampaui target,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Endah Agustina