“Keberhasilan penanganan bencana tidak hanya bergantung pada keberanian tim di lapangan, tetapi mutlak memerlukan koordinasi instansi yang baik serta komando yang jelas demi keselamatan bersama,” kata Seno Aji di Samarinda, Kamis.
Ia mengawali kegiatan tersebut dengan menyampaikan rasa duka cita mendalam atas musibah alam yang baru saja melanda saudara sebangsa di wilayah Aceh dan sebagian besar Sumatera.
Seno mengingatkan seluruh jajaran bahwa berdasarkan data BMKG, wilayah Kalimantan Timur saat ini telah resmi memasuki fase puncak musim hujan sepanjang Desember.
Peringatan dini telah dikeluarkan Pemprov Kaltim terkait potensi cuaca ekstrem yang meliputi hujan dengan intensitas lebat, angin kencang, sambaran petir, luapan sungai, hingga kerawanan tanah longsor.
Simulasi kebencanaan yang telah digelar untuk memastikan seluruh unsur penanggulangan benar-benar siap, baik dari segi ketersediaan personel, kelengkapan alat, maupun pemahaman teknologi.
Wagub menekankan pentingnya disiplin tinggi dalam menjalankan standar operasional prosedur (SOP) keselamatan guna menjaga keamanan tim penolong sekaligus memberikan perlindungan maksimal kepada warga terdampak.
Penguatan mitigasi bencana di Benua Etam juga akan difokuskan pada peningkatan kemampuan personel dalam membaca potensi bahaya dengan memanfaatkan teknologi peringatan dini secara optimal.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memastikan dukungan penuh terhadap peningkatan sarana prasarana serta pelibatan aktif institusi keamanan, lembaga adat, dan tokoh masyarakat dalam edukasi mitigasi.
Seno secara khusus mengapresiasi respons cepat dan koordinasi awal yang telah dilakukan jajaran terkait dalam penanganan banjir di Kecamatan Telen, Wahau, Kelai, dan Segah.
Ia menetapkan, keputusan strategis bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan bertindak sebagai koordinator utama di setiap lokasi kejadian guna memastikan jalur komunikasi tidak terputus.
Sumber : Antara






