Disbudpar Ajak OPD dan Pihak Swasta Kolaborasi Sumbang Event di Berau

AIR TERJUN: Salah satu destinasi di Berau yakni air terjun Ngalimah di Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau. (FOTO: GEORGIE/BENUAKALTIM)

benuakaltim.co.id, BERAU – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau mengharapkan kolaborasi antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak swasta dalam penyelenggaraan berbagai event di Kabupaten Berau.

Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir mengungkapkan, selama ini setiap OPD cenderung berjalan sendiri-sendiri dalam menggelar acara, padahal jika terintegrasi, dampaknya bisa lebih besar.

“Sebenarnya, meramaikan event itu bukan hanya tanggung jawab Disbudpar saja, tetapi juga melibatkan OPD lain seperti Diskoperindag dan Dispora,” ungkapnya Rabu (12/3/2025).

“Kita harus berkolaborasi. Misalnya, Dispora menangani bagian olahraga, sementara Disbudpar mengisi sisi musiknya,” sambungnya.

Ia juga mengatakan perlunya pembagian anggaran antar OPD agar lebih efektif dalam menggarap suatu event. Dengan anggaran yang terpisah untuk masing-masing bidang, sebuah acara bisa digelar dalam satu konsep terpadu tanpa membebani satu OPD saja.

“Salah satu rencana kolaborasi yang tengah dibahas adalah event lari di Biduk-biduk yang akan diinisiasi oleh Dispora. Namun, saya berharap anggaran untuk acara ini tidak mengalami pemangkasan,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga sedang berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) untuk mengadakan event lari dalam rangka peringatan Hari Buruh atau Mayday.

Baca Juga :  Koperasi Merah Putih Diharapkan jadi Era Baru Perekonomian Rakyat

Ia menilai peran swasta masih minim dalam mendukung kegiatan yang diselenggarakan pemerintah daerah, padahal dampaknya terhadap ekonomi masyarakat bisa sangat besar.

“Tak hanya mengandalkan anggaran pemerintah, saya juga ingin melibatkan lebih banyak pihak swasta dalam penyelenggaraan event daerah. Jika event olahraganya diselenggarakan tidak terlalu besar, efek ekonominya tetap terasa. Transportasi, penginapan, hingga sektor kuliner akan ikut bergerak,” bebernya.

Ilyas menjelaskan selama ini Disbudpar juga mendorong organisasi seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk turut serta dalam penyelenggaraan acara yang dapat menggandeng swasta dengan mengajukan proposal yang telah mendapatkan rekomendasi dari Bupati maupun Disbudpar.

Sebagai contoh, beberapa event besar yang sudah pernah sukses digelar di Berau tahun lalu adalah Musim Pantai di Pulau Derawan dan Maratua Jazz di Pulau Maratua.

“Dengan rekomendasi tersebut, mereka bisa memperoleh dukungan dari perusahaan. Pemerintah juga bisa membantu, meskipun dana yang disediakan tidak bisa terlalu besar. Ke depan, diharapkan semakin banyak acara serupa yang bisa terselenggara melalui sinergi antara pemerintah, OPD, dan sektor swasta,” jelasnya.

Baca Juga :  ‎Komitmen Tingkatkan Layanan Kesehatan di Bumi Batiwakkal

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Berau, Rudi P Mangungsong menambahkan, untuk kegiatan pengembangan wisata dengan kolaborasi OPD terkait serta pihak swasta yaitu ketersediaan akses menuju lokasi destinasi wisata representatif.

“Kerja sama yang sebenarnya bukan di masalah UMKM dan ajak OPD terkait hingga pihak swasta. Pada dasarnya UMKM itu mengalir sendiri, tapi kerja samanya itu terletak pada pemenuhan sektor sarana dan prasarana infrastruktur,” urainya.

Menurutnya, apabila Disbudpar ingin membuat pariwisata lebih dikenal dunia dan berkembang, maka yang harus diperhatikan dahulu adalah fasilitas.

‘’Ketika para wisatawan berkunjung tentu membutuhkan kenyamanan dari segala fasilitas yang ada,” ungkapnya.

Menurutnya keterbatasan anggaran dalam pengembangan sektor pariwisata atau event tahunan yang biasa dilakukan Disbudpar Kabupaten Berau, bukan menjadi alasan OPD tersebut.

“Kalau UMKM otomatis dimana ada tamu disana pasti ada penjual, tapi bagaimana ada pendatang kalau saprasnya selain jauh dan tidak nyaman,” tuturnya.

Baca Juga :  Pemkab Berau Resmi Luncurkan K2RPPA

Selain itu, ia juga menyebutkan biaya perjalanan harus  menjadi perhatian untuk memberikan kenyamanan yang optimal bagi wisatawan. Lebih lanjut, Rudi mengungkapkan harga tiket yang masih fantastis, hal itu juga sangat mempengaruhi jumlah pengunjung yang datang.

Terutama persoalan harga tiket transportasi menuju masih mahal maka tidak jarang, menurut Rudi orang-orang berlibur ke Bali dan Lombok.

“Biasanya kan kalau orang turis itu atau wisatawan, walaupun jauh tapi memang itu yang dicari tetapi harus dalam kondisi nyaman diperjalanannya. Baik dari sarana prasarana daratnya, udara, dan lautnya, kalau dari Jakarta-Berau dibandingkan bali, itu jauh lebih bagus Berau, namun kenapa orang lebih banyak ke Bali, karena murah transportasinya,” terangnya.

“Kalau di Berau, ketika harga tiket masih tinggi, maka orang akan lebih memilih ke Bali atau ke Lombok atau Surabaya-Bali atau Surabaya-Lombok bahkan dari luar negeri langsung,” pungkasnya. (*).

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Endah Agustina

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *