Tiga Infrastruktur Dasar di Kampung Harapan Jaya Masih Minim

Kepala Kampung Harapan Jaya, Kecamatan Segah, Ali Sasmirul (GEORGIE/BENUAKALTIM.CO.ID)

benuakaltim.co.id, BERAU – Kepala Kampung Harapan Jaya, Kecamatan Segah, Ali Sasmirul, menegaskan bahwa pemenuhan infrastruktur dasar masih menjadi kebutuhan utama warganya. Tiga hal yang paling mendesak adalah jalan, air bersih, dan listrik.

Menurut Ali, saat ini listrik di Harapan Jaya sudah relatif baik dengan sistem pemadaman yang terjadwal. Namun, untuk jalan, meski jalan poros ditargetkan rampung pada 2025, akses antar-RT masih berupa jalan tanah.

“Kalau hanya mengandalkan dana ADK, tentu tidak cukup untuk semenisasi. Karena dana itu juga harus dibagi untuk pemberdayaan dan kebutuhan lain,” jelasnya Rabu (20/8/2025).

Baca Juga :  Perkuat Integritas, Rutan Tanjung Redeb Ikuti Penandatanganan Komitmen Nasional Pemasyarakatan

Kebutuhan lain yang mendesak adalah air bersih kata dia, dari sekitar 800 rumah, 25 persen belum mendapatkan sambungan rumah (SR) yang layak.

“Anggaran yang dialokasikan tahun ini sebesar Rp1,8 miliar dinilai belum mencukupi untuk menjangkau seluruh rumah warga,” ungkapnya.

Selain infrastruktur dasar, sambung dia bidang kesehatan dan pendidikan juga masih membutuhkan perhatian.

Baca Juga :  Perkuat Integritas, Rutan Tanjung Redeb Ikuti Penandatanganan Komitmen Nasional Pemasyarakatan

“Fasilitas kesehatan kampung dinilai terbatas, terutama alat persalinan yang sudah banyak usang,” ucapnya.

Tak hanya itu, pada bidang pendidikan ruang kelas di SD masih kurang sehingga sebagian murid harus belajar di luar ruang.

“Musala dan perpustakaan juga belum terpenuhi. Kami sudah mengusulkan melalui Musrenbang 2025 agar kebutuhan dasar ini bisa ditindaklanjuti. Jika listrik, jalan, dan air bersih terpenuhi, masyarakat tentu lebih terbantu,” ujarnya.

Baca Juga :  Perkuat Integritas, Rutan Tanjung Redeb Ikuti Penandatanganan Komitmen Nasional Pemasyarakatan

Di sisi telekomunikasi, Kampung Harapan Jaya memiliki dua menara (Indosat dan Telkomsel), namun jaringan masih sering bermasalah akibat kurangnya perawatan.

“Sementara itu, anggaran kampung terdiri dari dana perusahaan Rp1,3 miliar, dana APBN Rp1,43 miliar, dan dari kabupaten sekitar Rp2,3 miliar,” tegasnya.

“Sebagian besar dialokasikan untuk belanja pegawai, sementara sisanya digunakan untuk pemberdayaan masyarakat dan perbaikan infrastruktur dasar,” tutupnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Yogi Wibawa

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *