Disdikbud Kaltim Ajukan 17 Warisan Budaya tak Benda ke Kemenbud

Ilustrasi: Bubur peca asal Samarinda menjadi satu dari 17 warisan budaya tak benda yang diajukan ke Kementerian Kebudayaan tahun 2025. ANTARA/Ahmad Rifandi.
Samarinda – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur mengajukan 17 karya budaya dari berbagai kabupaten/kota untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kaltim Sih Sudiyono di Samarinda, Selasa, menjelaskan pengajuan ini merupakan langkah pemerintah provinsi untuk melindungi dan mendaftarkan kekayaan budaya Kaltim agar mendapat pengakuan di tingkat nasional.

“Upaya ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memastikan kekayaan intelektual dan tradisi masyarakat Kaltim terlindungi serta diakui secara resmi oleh negara,” ujar Sih Sudiyono.

Baca Juga :  Pemprov Kaltim Galakkan Kewaspadaan Dini Keamanan Daerah

Ke-17 karya budaya yang diusulkan tersebut mencakup beragam kategori mulai dari seni pertunjukan, kuliner, kerajinan tangan, hingga adat istiadat.

Beberapa diantaranya adalah Hudoq Kawit dan Nemlaai dari Mahakam Ulu, Beseprah dan Tari Topeng Penembe dari Kutai Kartanegara, Sulam Tumpar dari Kutai Barat, serta kuliner khas seperti Amplang dan Bubur Peca dari Samarinda.

Sudiyono memaparkan  proses pengusulan WBTB memerlukan persyaratan yang ketat. Setiap usulan wajib didukung oleh naskah akademis atau deskripsi mendalam yang memuat sejarah, makna filosofis, cara pelestarian, dan para maestro atau pelaku yang masih aktif menjalankannya.

Baca Juga :  Kaltim Dapat Tawaran Kapal Rumah Sakit dari Perusahaan Korea

“Setiap warisan yang diusulkan harus berupa tradisi yang telah hidup dan diwariskan minimal selama 50 tahun. Kelengkapan data seperti tulisan, foto, dan video, menjadi syarat mutlak untuk dinilai oleh tim ahli di kementerian,” tuturnya.

Ia mencontohkan keberhasilan penetapan WBTB sebelumnya, seperti permainan tradisional Belogo dari Kabupaten Paser. Menurutnya, Belogo diterima karena memiliki keunikan yang berbeda dari permainan serupa di daerah lain dan upaya pelestarian yang masih sangat kuat di tengah masyarakat.

Baca Juga :  Wagub Kaltim Instruksikan Perbaikan Poliklinik RSUD usai Kebakaran

Lebih lanjut, kata dia, Disdikbud Kaltim juga secara aktif mendorong keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya. Salah satu program unggulan adalah Gerakan Seniman Masuk Sekolah, dimana para seniman lokal mengajar kesenian daerah untuk mengatasi kekurangan guru seni di sekolah.

“Kami juga rutin melibatkan siswa dalam peringatan hari bersejarah, menggelar lomba cerdas cermat budaya, hingga penulisan karya tulis. Ini adalah cara kami mengenalkan warisan budaya sejak dini kepada generasi penerus,” kata Sudiyono.

Sumber : Antara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *