benuakaltim.co.id, BERAU – Kehadiran sekolah inklusi di Kabupaten Berau dinilai perlu dan mendesak untuk diaktifkan kembali di tengah tren meningkatnya jumlah Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK) atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Berau, Rabiatul Islamiah, mengungkapkan rencana pengaktifan kembali itu dilakukan setelah pihaknya melakukan assessment di Kampung Suaran beberapa waktu lalu dan menemukan 31 anak yang teridentifikasi mengalami gangguan perkembangan.
“Sehingga dari hasil pembahasan bersama, kami menyepakati untuk mendorong kembali pengaktifan sekolah inklusi di Berau. Ini menjadi kebutuhan mendesak karena tren jumlah AMPK terus meningkat,” ungkapnya Kamis (31/7/2025).
Disampaikannya, temuan itu juga diperkuat dengan hasil kunjungan tim DPPKBP3A ke sejumlah lembaga pendidikan seperti PAUD dan TK. Dalam kunjungan itu ditemukan bahwa hampir semua sekolah tersebut menampung juga para ABK.
“Kita ingin memastikan anak-anak, termasuk ABK, memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak dan setara dengan anak-anak lainnya,” jelasnya.
Diakuinya, saat ini Sekolah Luar Biasa (SLB) Tanjung Redeb telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi mitra pelatihan bagi guru sekolah umum yang ingin memahami sistem pembelajaran khusus bagi ABK.
“SLB sudah siap membantu. Tinggal bagaimana inisiatif dari para guru sekolah umum untuk aktif belajar dan terlibat,” terangnya.
Selain SLB, tambahnya, salah satu sekolah negeri yang sudah menerapkan pendidikan inklusi di Berau yakni SMPN 4 Tanjung Redeb.
Sekolah tersebut mengacu pada Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang memiliki kelainan serta potensi kecerdasan atau bakat istimewa.
Saat ini, SMP 4 tersebut memiliki dua guru inklusi yang mengajar 15 siswa ABK. Karena itu, Pemkab Berau berharap inisiatif tersebut bisa memperluas akses pendidikan inklusif di berbagai jenjang pendidikan.
“Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk mewujudkan Berau yang ramah anak dan inklusif bagi semua,” pungkasnya. (*)
Reporter:Georgie Silalahi
Editor: Yogi Wibawa